Keterjangkauan Dakwah


Keterjangkauan Dakwah

KH. MA Sahal Mahfudh mengutip dari pendapat syaikh Ali Mahfudh dalam kitab Hidayatul Mursyidin menjelaskan bahwa dakwah memiliki makna mendorong (orang) untuk berbuat baik, menikuti petunjuk Allah, menyuruh orang melakukan kebaikan, melarang melakukan kejelekan, agar mendapat kebahagiaan dunia-akhirat. 

Dakwah dalam makna yang lazim dipahami masyarakat adalah kegiatan pengajian yang diisi oleh seorang ulama’ yang disitu berisi ajakan, penjelasan dan pemahaman agama dan beragama yang baik dan benar yang ditujukan kepada para hadirin. Menurut KH. MA. Sahal Mahfudh dakwah tidak hanya menggunakan pendekatan intruktif seperti itu saja. tetapi dalam dakwah juga dibutuhkan pendekatan partisipatif. Melakukan dakwah dengan terjun langsung ke lapangan dan ikut berpartisipasi menyelesaikan persoalan yang ada. Dakwah ala KH. MA. Sahal Mahfudh inilah yang akan berorientasi pada pemenuhan kebutuhan masyarakat baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. 

Cara dan strategi dalam dakwah setiap zaman akan berbeda-beda. Karakteristik zaman, budaya , tren, ataupun kecanggihan alat akan mempengaruhi gaya dan strategi dalam berdakwah. Dakwah yang dilakukan para Nabi sebelum nabi Muhammad SAW akan berdeda dalam beberapa karakteristik dengan dakwah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Cara nabi Muhammad SAW menghadapi kaum kafir quroisy yang keras akan berbeda dengan cara nabi Muhammad SAW menghadapi penduduk Yastrib (Madinah). Metode yang diterapkan untuk dakwah di wilayah bangsa arab pada masa sebelum nabi akan berbeda dengan cara dakwah walisongo dalam berdakwah kepada penduduk jawa yang memiliki sudah memiliki tatanan bersosial (toto kromo) yang baik dan toleransi yang tinggi. Dan di zaman yang serba teknologi seperti sekarang, teknologi tentu akan berpengaruh besar dan berdampak dalam proses dakwah. Sehingga metode yang diterapkan mengalami penyesuaian.  

Menurut Dr. Jamal Ma’mur, MA. Dalam bukunya Dakwah Aswaja An-Nahdliyyah Syaikh Ahmad Mutamakkin , di era modern seperti sekarang ini yang penuh kemajuan teknologi informasi, dakwah terdiri dari berbagai macam. Antara lain ;


1. Dakwah bil-maqal (orasi)

Dakwah seperti ini mengedepankan kemampuan berorasi di panggung dan mimbar-mimbar pengajian. Dakwah inilah yang digandrungi masayarakat luas baik dari dulu hingga sekrang. Yang biasanya diselenggarakan oleh suatu kepanitiaan dalam memperingati suatu hal atau rutinan yang digelar oleh organisasi-organisasi kemasyarakatan. 

Dakwah bil-maqal (orasi) di zaman teknologi ini mengalami perubahan tentang ruang lingkupnya. Karena dulu yang hanya bisa mengikuti pengajian adalah orang-orang yang hadir di tempat pengajian tersebut dengan waktu yang sama yang telah ditentukan. Kini hal itu tidak berlaku selama teknologi dimanfaatkan baik untuk mendokumentasikannya. 

Pengajian akan tetap bisa diikuti oleh semua orang baik yang hadir maupun yang tidak hadir ditempat pengajian tersebut. Dengan waktu yang sama ataupun diwaktu yang berbeda. hal ini akan membuat proses dakwah menjadi sangat terjangkau.


2. Dakwah bil-hal (perbuatan)

Dakwah ini dilakukan dengan perilaku yang bisa menjadi teladan yan baik. Dakwah bil-hal bisa berbentuk sedekah kepada orang yang membutuhkan, sailaturrahim kepada orang tua dan guru, membangun lembaga pendidikan untuk mendidik generasi masa depan bangsa, membangun lembaga zakat, membangun lembaga swadaya masayarakat, dan lain sebagainya. 

Hal-hal tersebut akan sangat termudahkan untuk dilakukan dengan perantara teknologi. Membantu sesama dengan mengirim apapun secara cepat dan aman, silaturrahim dengan keluarga secara telepon atau virtual, membangun webside pendidikan atau sejenisnya. Hal ini semua tentu akan membuat proses dakwah menjadi sangat mudah dilakukan.  


3. Dakwah bil-qolam (pena, tulisan)

Dakwah ini banyak dilakukan oleh para ilmuan, baik zaman dahulu dengan kitab-kitab karyanya yang menjadikan Islam menjadi agama yang sangat maju dan menjangkau diberbagai wilayah dunia. Ataupun zaman sekarang dengan karya-karya tulisan ilmuan islam dengan kepawaiannya memerankan teknologi menjadi medianya. 

Perubahan zaman dimana hampir semua orang memegang hand pone android, maka peluang dakwah bil-qolam ini sangat besar. Media sosial sebagai wahana dakwah bil-qolam dijadikan oleh faham keagamaan yang lebih condong kepada intoleran merongrong masuk dan mencoba menggoyahkan faham Aswaja yang toleran ini. Faham-faham keagamaan tersebut yang mencoba merusak NKRI menjadi negara Islam. Jika, hal ini tidak segera dihentikan dan didahului langkahnya maka NKRI akan terancam.

Begitu besar perubahan yang terjadi dalam proses dakwah di zaman teknologi ini menjadikan begitu mudah dan terjangkaunya seseorang untuk melakukan proses dakwah di masayarakat. Karena keefektifan dan keefisienan dakwah yang dilakukan melalui metode dakwah bil-qolam dengan memanfaatkan media teknologi (media sosial), maka diperlukan langkah besar dan bersama-sama dengan para ulama’ dan kyai untuk memanfaatkan media sosial sebagai salah satu media dakwah keagamaan (khususnya Aswaja an-nahdliyah). 

Adapun agar dalam berdakwah dizaman seperti ini dapat tetap dalam pijakan syari’at, para Ulama’ NU Jawa Timur dalam Bahtsul Masa’il yang tertulis dan tersesun dalam buku “Islam Nusantara; Manhaj Dkwah Aswaja di Nusantara” menjelasakan bahwa ada 6 point: 1) Berdakwah dengan Hikmah, Mau’izhoh hasanah dan berdialog dengan penuh kesantunan; 2) Toleran pada budaya lokal yang tidak bertentangan dengan agama; 3) Memberi teladan dengan al-akhlak al-karimah; 4) Memprioritaskan mashlahah ‘ammah (kemaslahatan umum) ; 5) Berprinsip Irtikab akhaff ad-dararain (mengambil risiko terkecil); 6) Berprinsip dar’ al-mafasid muqaddam ‘ala jalb al-mashahih (menolak kerusakan diprioritaskan dari pada mengahasilkan kemaslahatan) .



[1] Jamal Ma’mur Asmani, Dakwah Aswaja An-Nahdliyyah Syaikh Ahmad Mutamakkin, (Yokyakarta: Global Press), 2018, hal. 6

[3] Tim PW LBM NU Jawa Timur, Islam Nusantara; Manhaj Dkwah Aswaja di Nusantara, (Jawa timur : PW LTN NU Jawa Timur), 2018, hal. 22





Ranting Tulakan V
Ranting Tulakan V Belajar, berjuang, serta bertaqwa.

Posting Komentar untuk "Keterjangkauan Dakwah"