Islam Juga Melegalkan Sebagian Tradisi kuno Jahiliyah
Daftar Isi
Pasberita.com |
Kehadiran walisongo di Jawa bisa diterima dengan baik oleh masyarakat. Karena dalam dakwah Islamnya, walisongo menggunakan pendekatan yang khas kepada khalayak. Para wali menggunakan unsur-unsur kerangka budaya lama (Hindu-Budha) sebagai media dakwahnya. Dengan sabar, sedikit demi sedikit walisongo memasukkan nilai-nilai ajaran agama Islam kedalam unsur-unsur lama yang sudah berkembang di masyarakat. Beberapa contohnya adalah Tahlilan, Mitungdino (mendo’akan mayit selama 7 hari, dan dikhatamkan pada malam ke 7), Selametan dll.
Semua amaliyah-amaliyah yang diajarkan Walisongo tersebut masih dilestarikan oleh NU. Dengan mengedepankan prinsip “Al-muhafadhotu Ala qodimis sholih, wal akhdzu bil jadidil ashlah memelihara tradisi lama yang baik, dan mengambil tradisi baru yang lebih baik”. Karena NU memang, adalah kelanjutan dari walisongo. Maka bukan tidak mungkin, NU sampai sekarang masih tetap istiqomah menjaga dan melestarikan budaya dan karakteristik dakwah walisongo.
Tetapi sayangnya tak sedikit golongan dan aliran yang tak sepaham yang mengatakan bahwa amaliyah itu haram, itu musyrik, tidak pernah dilakukan nabi, dll. Padahal amaliyah seperti itu penting sebagai suatu icon khas Nusantara, yang juga mampu menciptakan adanya toleransi, baik antar muslim maupun non muslim. Sehingga dakwah Islam akan semakin mudah. (tradisi-tradisi semacam ini juga yang saat ini di kembangan ulama’ kontemporer untuk membangun peradaban Islam kembali).
Kritikan yang mereka lontarkan (golongan tak sepaham) kepada NU, yang seperti itu, bisa kita tangkis dengan memberikan gambaran tentang adanya sejarah bahwa sebagian tradisi-tradisi kono orang Jahiliyah itu mendapatkan legalitas didalam agama Islam. Dan tentunya di amalkan Rasulullah SAW. Beberapa contohnya adalah :
- Tradisi puasa Asyura yang biasa dilakukan masyarakat jahiliyah mendapatkan legalitas kesunnahan dalam islam.
- Tradisi akikah di masa jahiliyah diakomodir menjadi kesunnahan dalam islam, kecuali kebiasaan melumuri kepala bayi dengan darah hewan akikah yang kemudian diganti dengan mengolesianya dengan minyak wangi.
- Ritual-ritual haji. Seperti tawaf yang sudah menjadi tradisi kaum jahiliyah dalam islam ditetapkan sebagai salah satu ritual haji, namun dengan mengganti kebiasaan telanjang didalamnya dengan pakaian ihram.
Contoh-contoh ini di sebutkan dalam buku “Islam Nusantara Manhaj Dakwah Islam Aswaja di Nusantara” yang disusun oleh Tim Pimpinan Wilayah Lembaga Bahtsul Masa’il NU Jawa timur. Guna membahas tentang arti dan penjelasan sebenarnya sebuah kalimat Islam Nusantara.