teks drama Lulus
Daftar Isi
Sumber: plukme.com |
LULUS
Oleh: Wawan khoirul Anam
Angin malam
yang berhembus manja, menambah sunyi suasana malam pada malam itu. Di ruang
makan yang sederhana ini, kami menikmati makan malam beralaskan karpet yang
kusut. Setelah menyruput kopi panas di tangannya, bapak memulai pembicaraan.
Bapak : ( Memandangku dengan
serius ) Nak, bapakmu ini sudah tua, bapakmu mungkin terus-terusan bekerja demi
menghidupimu, menghidupi ibumu dan adik-adikmu. Pada saatnya nanti bapak akan
ada pada kondisi dimana bapak harus melepaskan pekerjaan bapak karena
trbatasnya kemampuan dan usia.
Aku :
( Terdiam sejenak untuk berfikir ) Lalu apa yang harus aku lakukan, pak?
Bapak : Kamu harus lawan rasa
malas itu nak..., cobalah bantu ayahmu, bantu ibumu agar kamu terbiasa dengan
pekerjaanmu nak, kalau kamu terus bermalas-malasan seperti ini, setelah lulus
nanti kamu mau jadi apa, nak...? bapak ragu dengan masa depanmu nak.
Aku : Aku bingung pak
,bagaimana cara melawan rasa malasku? ( sambil meneteskan airmata)
Ibu : Kamu itu tidak
hanya malas ,tapi kamu itu pelupa dan ceroboh. Ibu bingung harus bagaimana
menghadapimu ( sambil membereskan gelas,ibu memarahiku)
Bapak : Sudahlah buk..., kita
tidak bisa memaksa anak kita untuk seperti apa yang kita inginkan ( memalingkan
pandangannya , ketahuilah nak bapak dan ibumu tidak memeksakanmu untuk berubah
dalam waktu sekejap mata, semuanay butuh proses, cobalah sedikit demisedikit
,bapak yakin kamu psatibbisa berubah.
Aku : (menunduk disertai
airmata di pipiku ) Maafkan aku pak, maafkan aku buk... Akan ku coba untuk
berubah . Walau aku tahu melawan sifat malas, pelupa, dan cerobohku itu
bukanlah hal yang mudah .
Bapak : Baguslah kalau begitu ,nak. Bapak akan memebantumu untuk berubah
Ibu : Kalau kamu lulus
nanti ikutlah pamanmuyanag ada di jakarta, supaya kamu mandiri dan bisa sedikit
meringnkan beban bapak dan ibumu.
Aku :
(dengan wajah melas ) Tapi aku kan,buk!
Ibu : Tapi apa? Kamu mau
kuliah? Di tengah perekonomian keluarga yang seperti ini kamu mau kuliah (
sedikit agak kesal)
Aku : (sedikit gugup)
Rizki itu datangnya dari Allah bu, dan rizki itu datngnya dari arah mana saja ,
ibu dan bapak tak usah khawatir soal rizki .yang ku inginkandari bapak dan ibu
adalah ridlo bapak dan ibu kepadaku untuk meneruskan pendidikanku . Aku ingin
berkontribusi bagi negara dan agama melalui ilmuku buk..., aku ingin bertemu
orang-orang hebat dan aku ingin memebanggakan orang-orang yang selama ini telah
mendukungku buk... Aku mohon! Ridloilah aku pak, bu ( dengan airmata bercucuran
mencoba meyakinkanbapak dan ibu )
Bapak : (mencoba
menyembunyikan tetes air mata ) Kamu benar ,nak. Bapak dan ibu selama ini salah
mendidikmu. Kami lupa bahawa rezki itu di tangan Allah. Sekarang bapak dan
ibumu bebaskan kamu untuk menentukan jalan hidupmu ,nak..., bapak dan ibumu
hanya bisa berdo’a demi kesuksesanmu.
Ibu : Sekarang tidurlah
ini sudah malam, besok adalah penumuman kelulusan. Jagalah kondisi tubuhmu
sebaik mungkin ( perintah ibu kepadaku )
( cahaya bulan
berganti menjadi pancaran sinar matahari menandakan hari telah mnemui pagi.
Hari ini adalah hari yang paling bersejarah di hidupku, dimana aku akan
mengetahui hasil ujian nasional yang merupakan klimaks dari proses pembelajaran
selama tiga tahun di sekolahanku, di temani bapak dan ibu yang duduk serius
menunggu hasil pengumuman , aku mencoba memulai pembicaraan untuk memecah
suasana)
Aku : Pak,buk! Setelah ini
kita jalan-jalan yuk!, bapak ibu kan jarang-jarang pergi jalan-jalan karena
kesibukan bapak dan ibu mengurus rumah dan sawah.
Ibu :
jalan-jalan kemana?
Aku :
Ya..., entahlah, bu biarlah angin yang membawa kita ke tempat yang indah.
Bapak : Ahh, kamu ini ngayal aja. Sudah... kita tunggu aja penumumannya.
( tibalah
moment dimana kami menerima suratbketerangan kelulusan dari wali kelas, kami di
panggil ke depan untuk menemui wali kelas. Bapak dan ibuku tegang. Aku coba
meredam keteganganku dengan membaca sholawat dalam hati)
Wali kelas : silahkan
duduk pak,buk! ( mempersilahkan bapak dan ibu untuk duduk ) kamu sini duduk di
sampingku! (pinta wali kelasku )
Aku :
iya pak .( sambil tersenyum).
Wali kelas : jadi gini,
ini saya kasihkan surat pengnumuman kelulusan untuk kamu ,silahkan di buka dan
di baca ( wali kelas mempersilahkan ).
( kami lalu membaca
surat penumuman kelulusan tersebut, dan disitu tertera siswa yang bernama
sastro atmodjo dinyatakan lulus. Di situ kamu mengucap syukur)
Bapak : akhirnya do’a-do’a baak selama ini terkabulkan nak ( bapak
menateskan air mata)
Wali kelas : perlu saya
informasikan, bahwa anak ibu dan bapak mendapat nilai tertinggi tingkat nasional
dan atas prestasinya itu anak bapak ibu mendapat beasiswa untuk kuliah di
Universitas Al Azhar Mesir dari KEMINBUD. Dan tidak cukup sampai di situ ,anak
bapak dan ibu mendapat paket umroh untuk 3 orang dari hasil kejuaraan karya
tulsi ilmiah. ( ucap wali kelas dengan bangga).
( sekatika
setelah mendengar pernyataan tersebut , kami bersujud syukur dan menangis haru
atas anugrah yang di berikan oleh Allah ini )
Aku : ( penuh tangis ) janji Allah memang benar , rezki bisa datang
dai arah mana saja. Apa yang kita
bicarakan tadi malam terjadi pada hari ini pak,buk... ( ucap pada bapak
dan ibu )
( bapak dan ibu
tidak dapat berkata-kata lagi aku mencoba menahan tangisku yang sedari tadi
mengucur di pipiku. Di hari ini aku mendapat pelajaran besar . bahwasanya kita
tidak usah khawatir akan rezeki karena rezeki ada di tangan Allah).