Ranting IPNU-IPPNU Tulakan Kenalkan Pelajar Dakwah Lewat Blog
Table of Contents
![]() |
sumber: NU online |
Jepara, NU Online
Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Desa Tulakan, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, merasa prihatin dengan banyaknya informasi yang tersebar di dunia maya tanpa sumber yang jelas. Informasi tersebut bisa jadi sebuah kebohongan hingga menjerumus ke arah fitnah.
“Dulu menulis itu susah, tetapi kini kita dengan mudah menulis, menyebar berita melalui sosial media. Sebagai pelajar tentu kita harus kritis tentang suatu berita, jangan main sebar berita tanpa menyaringnya terlebih dahulu,” ungkap Ardi Yuda Saputra, Ketua Pimpinan Ranting IPNU Tulakan.
Atas dasar itulah pihaknya akhir pekan (5/2) kemarin menggelar lokakarya informatika di Perpustakaan Kucica di desa setempat. PR IPNU-IPPNU Tulakan bertekad akan mengisi dakwah di internet melalui aktif mengisi blog-blog.
Ardi melanjutkan, di era informatika seperti ini kritis terhadap sebuah informasi itu penting, dan yang lebih penting, kemudahan akses informasi mendorong kita untuk berdakwah dengan tulisan-tulisan yang bermutu, misalnya melalui sebuah blog.
Workshop mengangkat tema “Membangun Karakter Pelajar yang Berwawasan Global, Bermental Tangguh dan Berakhlakul Karimah dalam Menghadapi Era Informatika” tersebut menarik minat para kader IPNU-IPPNU baik dari ranting Tulakan maupun ranting di desa tetangga. Terbukti sekitar 50 kursi yang disediakan panitia penuh sesak.
Ketua Perpustakaan
Kucica, Hafidz mengatakan, kita harus pandai menggunakan internet dengan
sehat. “Generasi muda harus mampu memanfaatkan internet dengan
sebaik-baiknya, karena banyak sekali konten-konten negatif yang merusak,
bertebaran di media internet,” jelas pria yang juga menjabat sekretaris
Desa Tulakan ini.
Ia menambahkan, selaku pemerintah desa akan selalu mendukung aktivitas anak muda dalam ranah positif, kegiatan-kegiatan yang sifatnya pengembangan sumber daya manusia pun akan didukung penuh.
Di tempat terpisah pemateri pelatihan blog, Muwidayoko mengharapkan perlunya dibentuk sebuah komunitas blog. Karena belajar blog tidak mungkin selesai dalam satu kali pertemuan. “Perlu follow up yang berkelanjutan alias istiqomah,” tegasnya. (Achmad Ulil Albab/Mahbib)
sumber: NU Online Rabu, 08 Februari 2017
Posting Komentar